“Via mengidap penyakit Leukimia, Tasya!” kata Ayah Via pilu. Sontak Tasya kaget. Dia hanya bisa terdiam, menatap Via yang sedang terbaring lemah di temapt tidur pasien rumah sakit. “Stadium berapa om?” tanya Tasya sambil berusaha untuk tidak menangis sedikit pun. “Stadium...” Ayah Via menghirup nafas panjang-panjang dan menghembuskannya “empat..” lanjutnya.  Mata Tasya mulai berkaca-kaca dan perlahan air mata jatuh ke kedua pipi Tasya. Seakan-seakan Tasya tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh ayah Via. Padahal sewaktu Via belum terbaring lemah seperti ini Via masih bisa bercanda tawa bersama Tasya, seperti tidak ada penyakit yang menempel ditubuh Via. Tapi nyatanya?
                Taman ini, taman dimana Tasya dan Via bertemu untuk pertama kali dan menjalin persahabatan yang sampai saat ini masih utuh. Mereka menamakan taman ini taman persahabatan. ‘Love tree’. Pohon itu! Banyak kenangan yang tersimpan rapi disana.
                Tasya duduk disamping pohon itu, menikmati indahnya ciptaan Sang Maha Kuasa. Tasya pergi kesini hanya sendiri, biasanya Tasya pergi ke taman ini bersama Via, sahabat karibnya yang kini kondisinya masih lemah, bahkan melemah mungkin. Otaknya tertuju pada masa lalunya dulu. Semua kenangannya bersama Via terus berputar kembali seperti sebuah film yang terekam baik oleh otaknya.
“Tasya..” suara itu! Suara itu bukan bagian dari angan-angannya. Tasya tau percis suara siapa itu. Ya suara Via. Tasya membalikan badannya lalu menatap sesosok orang yang tegar dan kuat menghadapi cobaan dan rintangan yang selalu melandanya. “Via..” Tasya lalu berdiri dan mendekati Via. Saat Tasya ingin mememluk Via, Via menahannya. “Jangan..jangan peluk aku Tasya! Aku udah nggak pantes lagi buat jadi sahabat kamu! Kamu tahu kan aku ini orang penyakitan! Sekarang lupain aku! Cari sahabat yang lebih baik dari aku! Aku nggak mau kamu punya sahabat kayak aku! Kamu pantes dapetin sahabat yang lebih daripada aku! Makasih Tas udah mau jadi sahabat aku, udah mau nemenin aku, udah ngasih senyum disaat-saat aku butuh senyum! Makasih..makasih banyak Tas! Aku pamit.!” Ujar Via panjang lebar lalu pergi meninggalkan Tasya sendirian.  Perlahan Via berjalan menuju mobilnya, sebenernya Via ingin kembali dan memeluk Tasya, tapi menurut Via ini yang terbaik. 
Tangisan Tasya belum berhenti. Dia masih tak menyangka dengan apa yang diucapkan oleh Via tadi siang di taman. Bukan hanya keran ucapan Via, dia menangis karena takut, kenapa Via seperti itu dan akan pergi kemana dia?. “Apa taman itu bakal jadi pertemuan sekaligus perpisahan antara aku sama Via? Tuhan beri Tasya petunjuk!” isak Tasya. 
TOK..TOK..TOK..“Non Tasya, permisi non! Bibi boleh masuk?” kata Bi inem, pembantunya Tasya. “Ada apa bi?” jawab Tasya yang sedang berusaha agar nada suaranya tidak  seperti orang sedang menangis. “nnngg.. anu non.. ini ada amplop buat non Tasya!” kata Bi inem. ‘amplop?’ batin Tasya. “Yaudah bi masukkin aja ke bawah pintu!” kata Tasya. “Iya non!” Bi Inem segera memasukkannya ke bawah pintu kamar Tasya lalu pergi meninggalkan kamar Tasya.
Tasya menghapus air matanya lalu bangun dan mengambil amplop yang tadi diantarkan oleh Bi Inem. Lalu kembali duduk di tempat tidurnya. Tasya membuka amplop itu, tapi ternyata amplop itu berisikan kaset dan terdapat secarik kertas yang bertuliskan “Putar kaset ini J”. Tanpa basa-basi Tasya memutar kaset ini.
“Selama aku pergi, ku akan mengingatmu
Tak hanya sementara, selalu dan selalu ku rindukan
Senyummu untukku, disini..
Ku ingin kau tahu
Meskipun ku jauh, ku ada dihatimu
Ku ingin kau tahu
Meskipun kau jauh, Kau tetap milikku, selamanya..
Ku bernyanyi untukmu, 
Untukmu yang ku rindukan
Tetaplah setia menunggku kan kembali..
Tasya maaf aku nggak pamit.. aku mau ke Singapore buat pengobatan..Kalau kangen puter kaset ini aja ya.. Masalah aku pulang atau nggak. Gimana Tuhan! Kalau Tuhan masih ngizinin aku pulang, ya aku pulang. Kalau nggak yaa sampai ketemu di surga hehe 
Oh iya! Lanjutin mimpimu buat jadi gitaris perempuan ternama! Dan suatu saat nanti kita pasti bakal manggung samasama. OKE!
Dadaah... I’ll miss you.. eemuuaaahh..” 
Berkali-kali ia memutar video itu, dan air matanya kembali turun. “I’ll miss you too Via..” kata Tasya sambil terisak. Mungkin hatinya kini tak seperti tadi, hatinya kini sudah sedikit lega, karena sudah mendapat kabar tentang akan kemana Via pergi. “Aku yakin kamu bakal balik lagi Vi! Aku berdo’a buat kamu Vi!” lanjutnya yakin.
**
1 tahun..2 tahun..3 tahun..4 tahun Tasya kini berada di bangku kulaih semester 3. Tapi Via belum kembali. Tapi Tasya setia menunggu untuk sahabat kecilnya itu. Jika rindu, Tasya memutar video yang waktu itu diberikan oleh Via atau pergi ke taman persahabatan.
“Tas, kamu ikutan lomba ini deh! Dijamin kamu menang! Kalau menang kamu bakal duet sama penyanyi terkenal loh Tas! Kereeeenn...” tawar Kirana sambil menyodorkan majalah yang sedang dipengangnya.
“Wah boleh juga nih.. aku pinjem majalahmu ya!” kata Tasya menyetujuinya. Kirana hanya mengangguk-angguk.
Hari demi hari ia lalui. Latihan demi latihan pun ia terus lakukan untuk mewujudkan keinginanya. Perlombaan pun tiba. Dengan kostum apa adanya, kaos putih polos plus cardigan hitam dan celana hitam, sepatu keds putih dan rambut ikalnya yang dibiarkan terurai.
“Peserta terakhir..Tasya Ananda..” panggil MC acara tersebut. Setelah meminta dukungan kepada teman-temannya Tasya lalu naik ke atas panggung.
“Ya silahkan bernyanyi dan bergitar sesuai dengan lagu yang akan anda nyanyikan.” Kata salah satu juri. Tasya hanya mengangguk dan mulai memetik gitarnya.
Selama aku pergi, ku akan mengingatmu
Tak hanya sementara, selalu dan selalu ku rindukan
Senyummu untukku, disini..
Ku ingin kau tahu
Meskipun ku jauh, ku ada dihatimu
Ku ingin kau tahu
Meskipun kau jauh, Kau tetap milikku, selamanya..
Ku bernyanyi untukmu, 
Untukmu yang ku rindukan
Tetaplah setia menunggku kan kembali..
Ku ingin kau tahu
Meskipun ku jauh, ku ada dihatimu
Ku ingin kau tahu
Meskipun kau jauh, Kau tetap milikku, selamanya..
PROK...PROK..PROK.. standing applouse diberikan kepada Tasya oleh dewan juri. Semua penonton pun terkagum-kagum dengan keindahan suara Tasya. “Suara kamu itu voice of heaven! Nice voice! Kami memutuskan, kamu adalah pemenangnya! dan siap-siap untuk minggu depan!” kata juri itu dan tidak berhenti bertepuk tangan. Tasya hanya bisa diam tak menyangka dengan hasil yang diperolehnya.
“Selamat Tasya!” kata Kirana menyambut kedatangan Tasya dibelakang panggung. “Makasih Na.!”
**
Hari ini, tepat dimana Tasya pentas di sebuah acara besar dan berkolaborasi dengan penyanyi ternama. Siapa? Entahlah. Tasya tidak tahu siapa yang akan jadi teman duetnya itu. Tapi yang pasti nanti ia akan menyanyikan lagu yang pada waktu ia nyanyikan pada saat lomba. Penyanyi demi penyanyi telah bersenandung di atas panggung. Kini saatnya giliran Tasya yang akan bersenandung.
Tepuk tangan penonton mendadak riuh saat Tasya mulai menaiki panggung. Tasya pun mulai memetik gitarnya.
Selama aku pergi, ku akan mengingatmu
Tak hanya sementara, selalu dan selalu ku rindukan
Senyummu untukku, disini..
Suara itu, suara Via! Apa benar Via? Ya benar Via. Tasya tak kuasa menahan air matanya lagi. Tapi Via menyuruhnya untuk menahan dan terus bernyanyi.
Ku ingin kau tahu
Meskipun ku jauh, ku ada dihatimu
Ku ingin kau tahu
Meskipun kau jauh, Kau tetap milikku, selamanya..
Ku bernyanyi untukmu, 
Untukmu yang ku rindukan
Tetaplah setia menunggku kan kembali..
Ku ingin kau tahu
Meskipun ku jauh, ku ada dihatimu
Ku ingin kau tahu
Meskipun kau jauh, Kau tetap milikku, selamanya..
PROK..PROK..PROK.. tepuk tangan penonton kembali riuh..
Tasya dan Via mulai mendekat dan mereka saling berpelukan. “Ini adalah sahabat saya! Sahabat yang setia menemani saya! Sahabat yang selalu mendukung saya!” kata Via kepada penonton. Lalu mereka turun dari atas panggung.
“Kamu sembuh Vi?” kata Tasya yang sedang menatap Via. Via mengangguk yakin. “Syukurlah..!” lanjut Tasya. “Ohiya.. waktu itu kamu kenapa? Pamitnya kok galak gitu sih?” kata Tasya lagi. “hehe maaf Tas. Tapi kmu masih mau jadi sahabat aku kan?” tanya Via. “Iya lah!” jawab Tasya sambil memberikan jari kelingkingnya. Dan Via juga memberikan kelilingkingnya. Jari kelingking sudah kembali bersatu, itu tandanya persahabatan mereka masih berlanjut. Sampai kapan? Selama-lamanyaa...
Jelek yak? ehehe maklum masih amatir haha
keep comment tapi yaa :) 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar